Drama kebohongan Ratna Sarumpaet nyatanya tak pernah habis untuk diulas.
Pun dengan beberapa pihak yang merasa telah terjebak dalam cerita khayalan Ratna Sarumpaet.
Seperti yang terjadi pada Mahfud MD.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu pun mengakui dirinya sempat terjebak dalam drama kebohongan yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet.
Dilansir dari tayangan youtube channel CNN program AFD Now, Mahfud MD menuturkan dirinya bahkan sempat merasa simpati kepada Ratna Sarumpaet.
Hal itu lantaran ia melihat cuitan dari Rachel Maryam serta Fadli Zon mengenai dugaan kasus penganiayaan yang menimpa aktivis berusia 70 tahun itu.
"Kebohongan itu sendiri saya sudah juga terjebak ketika sore jam 5 saya baca Twitternya Rachel Maryam Fadli Zon. Saya juga sempat simpati dan tweet," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com, Sabtu (13/10/2018).
Tak hanya itu, Mahfud MD pun mengungkap bahwa ia sempat ingin menengok Ratna Sarumpaet.
Hal tersebut dilakukan Mahfud MD karena ingin melihat secara langsung bagaimana kondisi Ratna Sarumpaet serta merasa prihatin.
Karenanya, Mahfud MD pun mengaku ia sempat meminta sang sopir dan sekretarisnya untuk mencari dimana alamat lengkap Ratna Sarumpaet.
"Bahkan saya nyuruh sopir saya, sekretaris saya, 'tolong cari alamatnya Ratna, saya mau nengok'" ungkap Mahfud MD.
Meski begitu, Mahfud MD pun menyadari bahwa hubungan ia dan Ratna Sarumpaet nyatanya tidak baik.
Mahfud MD bahkan secara gamblang menyebut bahwa Ratna Sarumpaet adalah musuh politiknya.
Namun, niatan Mahfud MD untuk menengok Ratna Sarumpaet tidak pernah surut.
Karena Mahfud MD mengaku tidak tahan jika melihat ada seseorang yang dianiaya.
"Ini orang (Ratna Sarumpaet) musuh politik saya tapi saya tidak terima kalau orang diperlakukan begitu," jelasnya.
Merasa penasaran dengan pernyataan Mahfud MD, sang pewarta dalam tayangan itu pun menanyakan lebih lanjut soal maksud 'musuh politik'.
Mendengar pertanyaan itu, Mahfud MD pun memberikan penjelasan.
Kurang lebih ada tiga peristiwa yang dituturkan Mahfud MD yang menyatakan bahwa hubungan ia dan Ratna Sarumpaet tidak akur.
Pertama adalah soal penuturan Mahfud MD yang memberi tahu khalayak bahwa ia tidak mengikuti 212.
Saat itu, diakui Mahfud MD menuturkan bahwa Ratna Sarumpaet malah menyerangnya di Twitter.
"Dia (Ratna) selalu nyerang saya tanpa alasan. Ketika dulu saya bilang 'saya tidak ikut 212'. Dia (Ratna) nyerang (Mahfud MD) habis-habisan 'dasar professor nggak pakai otak'," imbuhnya.
Peristiwa kedua adalah ketika Mahfud MD mengomentari soal pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesia akan hancur pada 2030.
Karena hal itu, Ratna Sarumpaet pun kembali menyerang Mahfud MD via media sosial.
"Di twitter. Trus ketika saya bilang Prabowo itu salah karena mengatakan 2030 Indonesia akan hancur. Dia (Ratna) nyerang lagi, bilang 'dasar professor dekat dengan penguasa' dan nggak ada hubungannya," pungkasnya.
Lalu peristiwa terakhir yang diceritakan Mahfud MD adalah soal perdebatan gaji BPIP dengan Ratna Sarumpaet.
Diakui Mahfud MD, saat itu ia dan Ratna Sarumpaet sempat saling beradu pendapat.
"Dan yang terakhir itu soal gaji BPIP. (Protes) Dia sangat kencang. Lalu saya bilang berapa sih gaji BPIP ? 100 ?. Dia kan pendukung Anies, (saya bilang) coba kamu tanya ke Anies Rp 3,5 miliar setiap bulan itu buat apa dia. Dia (Ratna) nggak jawab.
Kalau saya bukan karena BPIP, tahun 2010 saya sudah bicara di majalah bahwa gaji para pejabat itu terlalu besar. Saya tahu karena saya pejabat dan gajinya besar," jelasnya.
Namun meski kerap berbeda pendapat, Mahfud MD nyatanya tetap ingin menjenguk Ratna Sarumpaaet saat itu.
Sebab Mahfud MD tidak ingin memberi kesan bahwa ia membenci sosok Ratna Sarumpaet.
"Dia (Ratna Sarumpaet) selalu nyerang saya habis-habisan. Dan sekarang (saat kasus dugaan penganiayaan) dia kena itu saya ingin nengok. Agar tidak terkesan saya benci sama dia," ucapnya.
Namun niatan Mahfud MD untuk menjenguk Ratna Sarumpaet terhalangi oleh suatu kebenaran.
Sebelum sang sopir mengetahui dimana alamat lengkap Ratna Sarumpaet, Mahfud MD nyatanya sudah tahu terlebih dahulu soal perkiraan bahwa kasus penganiayaan itu adalah fiktif.
Hal tersebut diketahui Mahfud MD saat ia bertemu dengan dokter Tompi yang kemudian memberikan analisanya terkait potret wajah bonyok Ratna Sarumpaet.
"Tapi sebelum ketemu alamat itu, saya ada acara dengan dokter Tompi dan Najwa.
Saya tanya itu gimana ? trus Tompi bilang 'Prof kayaknya nggak benar ini penganiayaan, (soalnya) lukanya sama antara kanan dan kiri. Itu hanya operasi yang mungkin'" ujarnya.
sumber isi berita: tribunnews.com
Home /
Nasional /
Sempat Terjebak dalam Kebohongan Ratna Sarumpaet, Mahfud MD: Mau Nengok Meski Dia Musuh Politik Saya
Saturday, October 13, 2018
Sempat Terjebak dalam Kebohongan Ratna Sarumpaet, Mahfud MD: Mau Nengok Meski Dia Musuh Politik Saya
Date - October 13, 2018
Nasional
Share this
Related Articles :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling Dilihat
-
Mesothelioma is a form of cancer which occurs in thin membranes (called the mesothelium) lining the chest, lungs, abdomen and sometimes the ...
-
Mesothelioma is a form of cancer which occurs in thin membranes (called the mesothelium) lining the chest, lungs, abdomen and sometimes the ...
-
s. parman Saat tewas di Lubang Buaya, Siswondo Parman menjabat sebagai staf jenderal Angkatan Darat urusan Intelijen. Siswondo Parman adalah...
0 comments
Post a Comment